A.
Revolusi
Perancis
Revolusi
Perancis adalah suatu masa di dalam negara Perancis antara tahun 1789 sampai
dengan 1799 para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki
absolut di Perancis dan memaksa gereja khatolik Roma menjalani rekstruturisasi
yang radikal (akar pohon: Orang-orang yang memahami sebuah permasalahan sampai
keakar-akarnya dan oleh karena itu mereka lebih sering memegang teguh sebuah
prinsip dibandingkan orang-orang yang tidak mengerti terhadap akar masalah).
Banyak
penyebab yang melatar belakangi terjadinya revolusi Perancis antara lain:
Kemarahan terhadap kekuasaan raja yang mutlak atau absolut, situasi ekonomi
yang buruk, kebencian terhadap intoleransi agama, ketidakstabilan dan
diskriminasi hak, golongan bangsawan dan kaum rohaniwan memiliki hak-hak istimewa,
seperti memungut pajak, tidak dikenai pajak, dan memiliki tanah, sebaliknya
rakyat kecil malah diberati pajak, dan lain-lain. Penyebab yang paling
mendominasi terjadinya revolusi di Perancis adalah keserakahan Raja Louis XVI
dan Maria Antoinette ( istri Raja Louis XVI ), yang mempergunakan uang rakyat
untuk kepentingan pribadinya.Ia juga mengatakan: “L'etat c'est moi” yang
berarti “Negara adalah saya!” yang merupakan semboyannya yang paling terkenal. Ada
dua sebab terjadinya revolusi perancis yaitu sebab umum dan sebab khusus.
1. Sebab
Umum
Munculnya ahli-ahli pikir
yang karyanya berpengaruh besar terhadap masyarakat Eropa pada saat itu
seperti, John Locke(1685-1753), Montesquicu (1689-1755), dan J.J. Rousscau
(1712-1778). Para tokoh ini berhasil memberikan pencerahan terhadap rakyat
Perancis untuk berfikir rasional dan humanisme didalam mendongkrak pemerintahan
yang dianggap kurang sesuai dengan fungsi yang sebenarnya dan memberi
pengetahuan bahwa rakyatlah yang harusnya berperan serta didalam pemerintahan
karena sesungguhnya pemerintahan diciptakan untuk mengatur kehidupan rakyat
kearah yang lebih baik.
2. Sebab
Khusus
Sebab khusus terjadinya
Revolusi Prancis adalah adanya krisis keuangan.Kehidupan raja dan para
bangsawan istana serta permaisuri Louis XVI, yakni MariaAntoinette (terkenal
dengan sebutan Madame deficit) yang hidup penuh dengankemewahan dan kemegahan.
Di samping itu, adanya warisan hutang dari RajaLouis XIV dan Louis XV
menjadikan hutang negara makin menumpuk.
Puncak kemarahan rakyat terjadi
pada tanggal 14 Juli 1849 yang ditandai dengan penyerangan atas penyerbuan dan
sekaligus meluluhlantahkan penjara Bastille. Hari itu pula merupakan awal
dimulainya revolusi Perancis, yang kelak juga menjadi inspirasi revolusi di
sejumlah negara Eropa dan juga revolusi industri. Penjara ini merupakan lambang
kekuasaan dan kesewenangan Raja Louis. Setelah itu, Kerajaan Perancis diubah
menjadi sebuah republik dan diperintah oleh pemerintahan Terror atau Reign of Terror (suatu sistem
pemerintahan dengan cara-cara diktator). Kemudian, pada tahun 1795, sistem
pemerintahan Terror itu dibentuk sistem pemerintahan Directorie (1795-1799),
tetapi tidak berhasil mengatasi kekacauan-kekacauan yang terjadi di Perancis.
Kemudian
Revolusi Perancis berhasil ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte, lalu Ia di
angkat menjadi kaisar Perancis. Revolusi berhasil menguasai istana, pada
tanggal 16 Januari 1793 M. Raja Louis XVI dipenggal dengan pisau Guillotine,
kemudian menyusul Maria Antoinette. Perancis di bawah pemerintahan revolusioner
membentuk negara, dengan tentara milisi dipimpin Napoleon Bonnaparte yang
bersemboyan liberte (kebebasan), egalite (Kesamaan), dan fraternette
(persaudaraan) yang diabadikan pada warna bendera biru-putih-merah, secara
politis lahirnya paham-paham baru seperti liberalism, demokrasi, dan
nasionalisme sebagai perkembangan dari semboyan revolusi.
Dalam
sosiologi revolusi perancis salah satu proses awal munculnya sosiologi, yang
mana di dalam revolusi ini mengajarkan bahwa dalam masyarakat terdapat
interaksi-ineraksi sosial dan kebijak social. dan banyak yang lainnya seperti
kelas sosial dan sebagainya. Revolusi memang telahmendatangkan perubahan namun
pada saat yang sama juga telah mendatangkan kekuatiran yang lebih besar yaitu
timbulnya anarki (situasi tanpa aturan) dan kekacauan lebih besar setelah
Revolusi Perancis. Auguste Comte (1798-1857) yang pertama kali membuat
diskripsi ilmiah atas situasi sosial tersebut dan dialah juga
yang pertama kali menggunakan kata “sosiologi” dalam bukunya (The positive
Philosophy).
B.
Revolusi
Industri
Revolusi
Industri adalah Perubahan besar, secara cepat, dan radikal yang mempengaruhi
kehidupan corak manusia sering disebut revolusi (1750-1850). Istilah revolusi
biasanya digunakan dalam melihat perubahan politik atau sistem pemerintahan.
Namun, Revolusi Industri di Inggris pada hakikakatnya adalah perubahan dalam
cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga
manusia) kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan demikian,
barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif
singkat.
Faktor
penyebab terjadinya revolusi industri adalah sebagai berikut :
a. Faktor
politik
Pada abad ke-17 di
Inggris terjadi perang saudara antara bangsawan kuno dan bangsawan baru yang
dikenal dengan sebutan Perang Mawar. Dalam perang ini, bangsawan baru muncul
sebagai pemenang. Mereka berhasil menguasai kursi pemerintahan dan selanjutnya
mengendalikan Inggris.
Berbeda dengan
bangsawan kuno yang terkesan mewah dan boros, kaum bangsawan baru lebih
berpikiran maju. Bangsawan baru terdiri dari bangsawan rendah, petani kaya,
pedagang sukses dan para tuan tanah pemilik modal. Dalam menjalankan
pemerintahan, bangsawan baru lebih mengutamakan kemajuan ekonomi daripada
kepentingan politik belaka.
b. Faktor
sosial ekonomi
1. Adanya
Revolusi Agraria
Pemerintahan baru di
Inggris mengeluarkan kebijakan menyangkut pengaturan status tanah pada awal
abad ke-18. Pengaturan kembali tanah pertanian di Inggris dikenal dengan
sebutan revolusi agraria. Faktor Sosial Ekonomi
Revolusi ini diawali dengan cara menukar
tanah yang terpencar-pencar milik para bangsawan dengan tanah petani di
sekitarnya. Melalui cara ini tanah bangsawan menjadi suatu daerah yang luas. Sebaliknya
para petani mendapatkan tanah yang letaknya jauh dan kurang produktif. Tidak
jarang di antara para petani terpaksa meninggalkan tanahnya atau terusir tanpa
mendapatkan tanah hasil tukarannya. Selanjutnya, tanah para bangsawan yang
sudah terkumpul itu dijadikan lapangan peternakan domba dan areal industri.
2. Adanya
bahan dasar industri
Munculnya industri
manufaktur di Inggris telah banyak menghasilkan barang-barang yang terbuat dari
besi, misalnya peralatan-peralatan rumah tangga. Peralatan tersebut dibuat
setelah dileburnya bijih besi ke dalam panas 1.000 derajat celcius dengan bahan
bakar kayu. Akan tetapi, pemerintah Inggris kemudian melarang penggunaan kayu
bakar, karena dapat membahayakan ekosistem hutan. Sebagai jalan keluar
digunakan batu bara yang di Inggris sangat melimpah. Dalam perkembangannya,
batu bara diubah menjadi cokes yaitu proses yang mirip dengan membuat arang
menjadi kayu. Cokes telah membuka kemungkinan untuk mengembangkan industri besi
yang menjadi dasar bagi perkembangan industri lain.
3. Modal
Inggris cukup banyak
Berkembangnya industri
manufaktur ternyata diikuti dengan meningkatnya permintaan dari pasar Eropa.
Selain itu, permintaan akan barang-barang Inggris semakin bertambah dengan
semakin luasnya daerah jajahan Inggris. Kemajuan kegiatan industri yang masih
menggunakan tenaga kerja itu telah melahirkan kaum kapitalis (pemilik modal).
c. Faktor
Budaya
Sejak zaman Renaisans,
perhatian dan minat masyarakat Inggris terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat besar. Pada zaman itu, orang-orang berlomba mengadakan pembaruan dalam
segala hal dengan meninggalkan sesuatu yang dipandangnya kuno. Pada abad ke-17
London, Inggris sudah berdiri perhimpunan-perhimpunan yang bertujuan memajukan
ilmu pengetahuan terutama matematika dan fisika. Hasil penelitian ilmiah tidak
hanya dijadikan rumusan atau teori belaka, tetapi juga diterapkan bagi
peningkatan kesejahteraan hidup manusia.
Perangkat teknologi yang berhasil
meningkatkan industri pertekstilan di Inggris adalah alat pintal dan alat
tenun. Alat pintal dapat memilin benang dari bahan kapas, sedangkan alat tenun
adalah alat pembuat kain dengan bahan dasar benang. Pada abad ke-18 Inggris
berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, setelah para ilmuwan
menemukan berbagai alat baru yang menggunakan tenaga mesin. Oleh karena itu,
abad ke-18 sering kali dijuluki sebagai "abad penemuan", para ilmuwan
selain berlomba mengembangkan kreativitasnya demi kehidupan di masa depan. Pada
masa inilah revolusi di Inggris berkembang dengan pesat.
Menurut
George Ritzer dalam bukunya yang berjudul “Teori Sosiologi” menuliskan bahwa
revolusi industri yang melanda banyak masyarakat Barat, terutama pada abad
kesembilan belas dan awal abad kedua puluh, tidak kalah pentingnya dengan
revolusi politis didalam membentuk teori sosiologis. Revolusi industri bukan
peristiwa tunggal melainkan banyak perkembangan yang saling terkait yang berpuncak
pada transformasi dunia barat dari sistem yang sebagian besar agikultural
menjadi sistem industrial yang menyeluruh. Sejumlah besar rakyat meninggalkan
lahan pertanian dan pekerjaan agikultural demi pekerjaan-pekerjaan industrial
yang diberikan di dalam pabrik-pabrik yang berkembang pesat. Pabrik-pabrik itu
sendiri dibentuk oleh rangkaian panjang perbaikan-perbaikan teknologis.
Birokrasi-birokrasi ekonomi yang besar muncul untuk memberikan banyak layanan
yang dibutuhkan industri dan sistem ekonomi kapitalis yan sedang muncul. Di
dalam ekonomi tersebut, pasar bebas dianggap ideal sebagai tempat untuk
mempertukarkan banyak produk dari sistem industrial. Di dalam sistem itu,
segelintir orang mendapat untung yang sangat besar sementara sebagian besar orang
bekerja dengan jam kerja yang panjang demi upah yang rendah. Lalu, muncullah
reaksi melawan sistem industrial dan kapitalisme pada umumnya dan menimbulkan
gerakan buruh serta berbagai gerakan radikal yang bertujuan untuk menumbangkan
sistem kapitalis (George Ritzer,2012 : 8).
Revolusi
industri kapitalisme dan reaksi melawannya semuanya menimbulkan pergolakan
dahsyat di dalam masyarakat Barat, pergolakan yang sangat mempengaruhi para
sosiolog. Seperti halnya banyak pemikir yang lebih kecil, empat tokoh utama di
dalam awal teori sosiologis adalah Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim dan
Georg Simmel. Mereka bergelut dengan perubahan-perubahan itu dan
masalah-masalah yang ditimbulkan kepada masyarakat secara keseluruhan. Mereka
menghabiskan hidupnya mempelajari masalah-masalah itu, dan di dalam banyak
contoh mereka berusaha mengembangkan berbagai program yang akan membantu
memecahkan masalah tersebut. (George Ritzer,2012 : 8).
Munculnya
sosialisme menurut George Ritzer dalam bukunya yang berjudul “Teori Sosiologi”
menuliskan bahwa seperangkat perubahan yang ditujukan untuk mengatasi ekses
sistem industrial dan kapitalisme dapat disatukan di bawah judul “sosialisme”
(Beilharz,2005).
Meskipun
beberapa sosiolog lebih menyukai sosialisme sebagai suatu solusi bagi
masalah-masalah industrial, sebagian besar menentangnya secara pribadi dan
secara intelektual. Di satu sisi, Karl Marx adalah seorang pendukung aktif
penumbangan sistem kapitalis dan pengantinnya dengan sistem sosialis. Meskipun
Marx tidak mengembangkan teori sosialisme tersendiri, dia menghabiskan banyak
waktu untuk mengkritik berbagai aspek masyarakat kapitalis. Selain itu, dia
terlibat di dalam berbagai kegiatan politis yang dia harap kelak membantu
melahirkan masyarakat sosialis. Akan tetapi, sikap Marx tidak lazim pada
tahun-tahun awal teori sosiologi. Sebagian besar teoritis awal, seperti Weber
dan Durkheim , menentang sosialisme (setidaknya seperti yang dibayangkan oleh
Marx). Meskipun menyadari masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat kapitalis,mereka
mengusahakan pembaharuan sosial di dalam kapitalisme dari pada revolusi sosial
yang diargumenkan oleh Marx. Mereka lebih takut terhadap kapitalisme dari pada sosialisme. Ketakutan itu memainkan peran yang jauh lebih besar dalam
pembentukan teori sosiologis dari pada dukungan Marx atas alternatif sosialis
bagi kapitalisme. Seperti yang akan kita lihat nanti, sesungguhnya di dalam
banyak kasus, teori sosiologis berkembang sebagai reaksi terhadap teori Marxis
dan secara lebih umum terhadap teori sosialis. (George Ritzer,2012 : 9).
Apa
yang membedakan Revolusi Perancis dengan Revolusi Industri ? Revolusi Perancis
adalah merubah struktur masyarakat yang feudal ke masyarakat yang bebas. Sedangkan
Revolusi Industri perubahan besar yang mengakibatkan berubahnya sistem kerja
dari tradisional menjadi modern. Perubahan dalam cara pembuatan barang-barang
yang dulunya dikerjakan dengan tangan kemudian digantikan dengan mesin.
0 Comments