Hakikat Ketimpangan
Sosial
Berdasarkan
definisi dari Naidoo dan Wiils dalam Warwick Booth (2013). Ketimpangan sosial
merupakan perbedaan-perbedaan dalam pemasukan (income), sumber daya
(resources), kekuasaan (power) dan status di dalam dan antara masyarakat.
Menurut
Andrianof Chaniago (2012). Ketimpangan sosial adalah buah dari pembangunan yang
hanya berfokus pada aspek ekonomi dan merupakan aspek sosial. Ketimpangan
sosial ditandai ketidaksetaraan peluang dan penghargaan untuk sosial yang
berbeda atau status dalam kelompok atau masyarakat.
Keadilan
sosial bukan berarti bahwa perbedaan kemampuan dan prestise seseorang harus
diperlakukan sama, melainkan perbedaan tersebut harus diperlakukan secara
proposional.
Prinsip-prinsip
ketidakadilan :
- Elitisme efisien
- Pengecualian diperlukan
- Prasangka adalah wajar
- Keserakahan adalah baik, dan
- Putus asa tidak bisa dihindari.
Ketimpangan sosial
dalam sejarah
Ketimpangan
bukan hal yang baru. Ada banyak contoh ketimpangan sosial dalam sejarah.
Sebagai contoh, pembangunan pada zaman romawi menggunakan para budak, sistem
Feodal yaitu para budak mengolah tanah, sementara raja memiliki tanah dan
memerintah kerajaan.
Max
Weber mengambil perspektif ekonomi politik untuk menghasilkan analisis yang
menggambarkan bahwa posisi sosial dari seseorang bergantung pasa peluang
hidupnya di pasar kerja.
Cara Sosiologi
mempelajari ketimpangan Sosial
Ketimpangan
sosial dapat dilihat oleh sosiologi sebagai masalah sosial yang mencakup tiga
dimensi, yaitu kondisi struktural objektif, dukungan ideologis, dan reformasi
sosial. Reformasi sosial mencakup perlawanan berorganisasi, kelompok-kelompok
perlawanan, dan gerakan-gerakan sosial. Sosiologi mempelajari cara reformasi
sosial ini membantu atau mengubah ketimpangan sosial yang ada dalam masyarakat.
Bentuk-bentuk
ketimpangan sosial
Menurut Andrinof
Chaniago, paling tidak terdapat enam ketimpangan yang terjadi yaitu sebagai
berikut (Syamsul Hadi, dkk, 2004).
- Ketimpangan desa dan kota
- Kestimpangan pembangunan diri
manusia indonesia
- Ketimpangan antar golongan sosial
ekonomi yang diperlihatkan dengan semakin meningkatnya kesenjangan ekonomi antara golongan-golongan dalam masyarakat.
- Ketimpangan penyebaran aset di
kalangan swasta dengan ciri sebagai besar kepemilikan aset di indonesia
terkonsentrasi pada skala besar.
- Ketimpangan antar sektor ekonomi
dengan ciri sebagian sektor misalnya, properti, mendapat tempat yang
istimewa.
- Ketimpangan antarwilayah dan
subwilayah dengn ciri konsentrasi ekonomi terpusat pada wilayah perkotaan,
terutama ibu kota, sehingga daerah hanya mendaptakan konsentrasi ekonomi
yang sangat kecil.
Faktor Penyebab
Ketimpangan Sosial
- Faktor struktural
Berkaitan
erat dengan kata kelola yang merupakan kebijakan pemerintahan dalam menangani
masyarakat, baik yang bersift legal formal maupun kebijakan-kebijakan dalam
pelaksanaannya. Faktor struktural dapat kita lihat sebagai “Jaringan Listrik”
yang berfungsi sebagai penyalur energi yang memberi aset ke masyarakat agar
dapat dioptimalkan energinya untuk pembangunan diri dan bangsa.
- Faktor Kultural
Faktor
kultural atau budaya masyarakat dapat kita ibaratkan sebagai tenaga listrik
atau energi pengerak kehidupan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan sifat atau
karakter masyarakat dalam melaksanakan kehidupannya, apakah ia malas atau
rajin, atau mudah menyerah, jujur atau menghalalkan berbagai cara, suka
berkompetisi atau menerima apa adanya, dan seterusnya.
0 Comments