A. Manusia
Manusia
secara Bahasa disebut juga insan,
yang dalam Bahasa arab berasal dari kata nasiya
yang berarti lupa, dan jika dilihat dari kata dasar nya yaitu “al-uns” yang berarti jinak. Kata insan
dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak
artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.
Manusia adalah pencipta dan pemecah masalah, dari dirinya masalah itu muncul
dan dipecahkan. Satu masalah dipecahkan, masalah yang lainnya diciptakan.
Dengan demikian manusia itu hidup di atas tumpukan masalah, makin Panjang umur
seseorang manusia dan semakin tinggi status dan derajatnya maka akan semakin
banyak pula masalah yang dihadapinya.
Berbicara
tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam
perfektif, ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional dan pendapat ini
diyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai animal
simbolik adalah pernyataan tersebut dikarenakan manusia mengkomunikasikan
Bahasa melalui simbol-simbol dan manusia menafsirkan simblo-simbol tersebut.
Marx
menunjukan perbedaan antara manusia dengan binatang tentang kebutuhannya,
binatang langsung menyatu dengan kegiatan hidupnya. Sedangkan manusia membuat
kerja hidupnya menjadi objek kehendak dan kesadarannya. Binatang berproduksi
hanya apa yang iya butuhkan secara kangsung bagi dirinya dan keturunanya,
sedangkan manusia berproduksi secara universal bebas dari kebutuhan fisik, ia
baru produksi dari yang sesungguhnya dalam kebebasan dari kebutuhannya.
B. Lingkungan
Lingkungan
adalah suatu
media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana
terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,
terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil (Elly M.
Setiadi,2006). Lingkungan dapat
berbentuk lingkungan fisik dan nonfisik. Lingkungan alam dan buatan adalah
lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan sosial budaya
di mana manusia itu berada. Lingkungan alam adalah keadaan yang diciptakan oleh
Allah untuk manusia. Lingkungan buatan adalah dibuat oleh manusia. Lingkungan
sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu interaksi
sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai,
serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata
ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).
Jadi
lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia, begitu juga sebaliknya
lingkungan juga membutuhkan manusia untuk merawat, dan menjaga lingkungan
tersebut untuk memenuhi kepentingan bersama. Manusia dan lingkungan memiliki
hubungan yang sangat kuat, baik untuk memenuhhi kebutuhan dan juga sebagai pola
perilaku manusia itu sendiri atau karakteristik yang juga berpengaruh dengan lingkungan
yang ia tinggal.
C. Lingkungan Sosial Budaya
Belum
ada definisi tentang lingkungan sosial budaya yang disepakati oleh para ahli
sosial,karena perbedaan wawasan masing-masing dalam memandang konsep lingkungan
social budaya. Untuk itu digunakan definisi kerja lingkungan sosial budaya,
yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi: pola-pola hubungan sosial serta
kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang); yang
ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut
(termasuk perilaku manusia didalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka
yang berada di dalamnya.
Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya,teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilaku yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu. Kebudayaan dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tatakelakuan yang harus di dapatnya dengan belajar, yang semuanya tersusun dalamkehidupan masyarakat. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak adamasyarakat tanpa kebudayaan.
Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya,teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilaku yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu. Kebudayaan dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tatakelakuan yang harus di dapatnya dengan belajar, yang semuanya tersusun dalamkehidupan masyarakat. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak adamasyarakat tanpa kebudayaan.
Kebudayaan
adalah keseluruhan pola tingkah laku dan pola bertingkah laku, baik secara
eksplisit maupun implisit yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol, yang
akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia,
termasuk perwujudannya dalam benda-benda materi. Kebudayaan mencakup ruang
lingkup yang luas, yang wujudnya dapat berupa kebudayaan hasil rasa atau sistem
budaya (norma, adat istiadat), hasil cipta (fisik) dan konsep tingkah laku
(sistem sosial).
Rambo
menyebutkan ada dua kelompok sistem yang saling berinteraksi dalam lingkungan
sosial budaya yaitu sosio sistem dan ekosistem. Sistem sosial tersebut
meliputi: teknologi;pola eksploitasi sumber daya; pengetahuan; ideologi; sistem
nilai; organisasi sosial;populasi; kesehatan; dan gizi. Sedangkan ekosistem
yang dimaksud meliputi tanah, air, udara, iklim, tumbuhan, hewan dan populasi
manusia lain. Dan interaksi kedua sistemtersebut melalui proses seleksi dan
adaptasi serta pertukaran aliran enerji, materi, daninformasi.
D. Relasi Antara
Manusia, Lingkungan, dan Lingkungan Sosial Budaya
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki keterkaitan dan ketergantungan terhadap lingkungannya. Manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa adanya dukungan dari lingkungannya. Relasi manusia dan lingkungan merupakan hubungan yang saling timbal balik karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya.
Begitu juga dengan lingkungan sosial budaya, yang timbul di dalam lingkungan tersebut, ada dengan sendirinya. Baik dijadikan sebagai tradisi atau sebagai alat perkembangan suatu lingkungan tersebut. Budaya tidak bisa dipisah terhadap suatu lingkungan tersebut, budaya sangat erat dengan lingkungan untuk hubungan yang saling melengkapi terhadap manusia. Begitupun manusia yang selalu menggunakan aktivitasnya dengan sosial budaya yang ada di lingkungan mereka.
Begitu juga dengan lingkungan sosial budaya, yang timbul di dalam lingkungan tersebut, ada dengan sendirinya. Baik dijadikan sebagai tradisi atau sebagai alat perkembangan suatu lingkungan tersebut. Budaya tidak bisa dipisah terhadap suatu lingkungan tersebut, budaya sangat erat dengan lingkungan untuk hubungan yang saling melengkapi terhadap manusia. Begitupun manusia yang selalu menggunakan aktivitasnya dengan sosial budaya yang ada di lingkungan mereka.
Hubungan
manusia dan lingkungan tentu saja memiliki pengaruh, baik pengaruh positif
maupun negatif. Contoh seperti pengambilan tanah di gunung, seiring berubahnya
zaman, mereka sudah menggunakan alat-alat canggih untuk mempercepat pengerokan
tanah yang di ambil di gunung, dulu mereka hanya menggunakan mesin beko untuk
menggerok tanah, sekarang mereka sudah menggunakan alat peledak (bom) untuk
mempercepat pengambilan tanah, memang dampak positifnya bagus untuk mempercepat
pengambilan tanah, namun tetap saja lebih besar dampak negatifnya yang dapat
menyebabkan kelongsoloran tanah yang disebabkan oleh getaran dari ledakan bom
tersebut, atau bisa saja semua spesies hewan-hewan digunung tersebut terganggu
sehingga mereka turun ke lingkungan masyarakat.
Jadi
tidak heran jika kita melihat ular memakan manusia, itu disebabkan oleh manusia
itu sendiri yang sudah merusak/mengganggu ekosistem binatang tersebut. Jika
kita melihat defisini ular, mereka itu tidak memakan manusia, hanya saja mereka
memakan karena tempat tinggal mereka hancur dan disitulah ranting makanan
binatang berubah.
E. Pengaruh
Timbal Balik Antara Lingkungan Alam dan Kehidupa Sosial Budaya
Manusia
memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan.
Manusia bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan organisme
lainnya, terutama dalam penggunaan sumber-sumber alamnya. Manusia telah
menggunakan sumber-sumber alam berupa tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan
galian, dan sebagainya. Namun sesuai dengan kondisi saat ini manusia sudah
seharusnya melakukan perubahan. Perubahan yang dimaksud disini bukanlah
transformasi yang diartikan sebagai perubahan seluruhnya (dari teknologi,
social budaya, dan ekonomi). Perubahan disini lebih kepada perubahan hidup
berperilaku, kebiasaan dalam hidup yang menunjang pada penyelamatan lingkungan,
perilaku hidup manusia.
Hubungan
timbal balik antara manusia, lingkungan, dan lingkungan sosial budaya saling
berpengaruh. Contonhya seperti baru-baru ini pemerintah Kota Banda Aceh membuat
acara malam-malam goes yang dilaksanakan pada malam minggu, kebijakan ini
mungkin bisa saja tebentuknya budaya baru yang akan berlanjut terus menerus.
Jika kita melihat dampak dari goes mlaam-malam, itu sangat bagus bagi
lingkungan kita, apalagi sekarang ini Kota Banda Aceh sudah mulai ramai
pengunjung sehingga menyebabkan kemacetan, kebisingan, dan polusi. Dengan
kebijakan pemerintah Kota Banda Aceh ini. Sangat menguntungkan manusia dan
lingkungan, yang akan mengurangi polusi, kebisingan suara, dan mengajak
maasyarakat untuk pola hidup sehat. Karena tidak ada manusia yang suka dengan
lingkungan dalam kebisingan, polusi, dll. Manusia hanya mencari kenyaman yang
dapat iya nikmati di lingungannya sendiri.
Jadi sebagai
manusia sudah saatnya untuk menjaga lingkungan, dan lingkungan sosial budaya.
Strktur sosial di dalam lingungan itu sendiri akan terjaga apabila manusia
tidak merusak dan menjaga lingkungan tersebut dengan nilai nilai sosial budaya.
Manusia sedikit demi
sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya maupun komunitas
biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak
jelas di kota-kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya masih sedikit
dan primitif.
Referensi
Bambang S. Mintargo. 1986. Manusia dan Nilai Budaya. Jakarta: Universitas Trisakti
Elly M. Setiady, M.Si. dkk.
2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
sangat bermanfaat dan informatif
ReplyDelete