PEMBERDAYAAN SUATU DESA DALAM PENDEKATAN SOSIOLOGIS


Oleh :Tuanku Tolchah Mansur
NIM :1710101010027
Program Studi Sosiologi Pedesaan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Syiah Kuala
Email :tuankutosa@gmail.com

Pendahuluan
            Pergantian calon pemimpin (Gubernur) sangat mempengaruhi perubahan desa, apa lagi dengan program-program gubernur yang terdapat poin tentang desa, contoh program Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yaitu, Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG). BKPG ini merupakan salah satu program unggulan hebat Gubernur Aceh periode 2017-2022. Sebagai program hebat, semua pihak hendanya ikutserta mengawal program BKPG agar dana yang akan dikuncurkan tersebut bisa tepat sasaran. BKPG adalah bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Aceh dalam rangka percepatan pembangunan, penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat dan penguatan pemerintahan gampong. Pergub Nomor 10 Tahun 2012 menjadi dasar dalam pelaksanaan program BKPG.

            Dengan adnya program BKPG salah satu desa di aceh yang bernama desa Ateuk Jawo mendapat dana yang sama dengan desa lainnya, dengan dana ini banyak pembangunan-pembangunan di desa yang dibuat maupun yang diperbaharui. Salah satunya yang ada di desa Ateuk Jawo yaitu pembaharuan jembatan yang menghubungkan dengan Batoh. Selanjutnya ada perbaikan got untuk satu Desa agar desa bebas dari penyakit. Semua pembangunan ini juga tergantung dengan kepala desa (Keuchik), jika kepala desa tidak menjalankan program tersebut, dana desa juga bisa diambil kembali oleh pemerintah.

            Banyak program pembangunan desa lainnya seperti, ditambalnya jalan-jalan kecil di Desa yang menghubungan antara rumah dengan rumah lainnya dengan menggunakan Semen, tidak hanya itu jalan besar seperti menghubungkan dengan desa lain juga di aspal, namun tidak semua desa. Tergantung rusaknya suatu jalan di desa tersebut. Jika masih bagus ya dana desa nya digunakan untuk program lain.

            Contoh program lainnya seperti pembangunan Masjid, atau memperluas suatu masjid. Dengan tingginya tingkat kelahiran setiap tahunnya suatu desa juga butuh perluasan masjid, untuk memastikan kapasitas sesuai dengan masyarakat di desa tersebut, seperti diperluas dengan membeli tanah warga, dan juga pembagunan pagar, dan mewarnai masjid sesuai dengan warna pilihan masyarakat itu sendiri, makanya tidak heran jika melihat banyak masjid-masjid di berbagai desa/kampung memiliki warna yang bervariasi. Tidak hanya Masjid, Meunasah juga diperbaharui seperti di desa Ateuk Jawo, pembaharuan kamar mandi, toa masjid, dan tempat musyawarah desa tersebut.

            Dana desa juga menyediakan beasiswa untuk masyarakat yang dalam keluarga tersebut memilik anak yang masih sekolah maupun yang masih kuliah, biasanya dana tersebut dibagi satu tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sekolah/kuliah tersebut, sekitar 1.000.000 per/orang. Namun tidak langsung uang ini dibagi ke masyarakat, kita juga harus mengurus surat-suratnya di kantor keuchik. Karna dana tersebut juga tidak bisa dikeluarkan dengan sembarangan, apalagi digunakan untuk keperluan yang pribadi keuchik, keuchik tersebut juga bisa terkena hukuman sesuai dengan undang-undang Pergub tersebut.

            Memahami masyarakat Desa secara sosiologis tidak lepas dari aspek karakteristik budaya, relasi relasional tentang alam dan tentang sosial. Namun akhir ini mulai muncul kesadaran pentingnya pembangunan yang lebih focus pada pedesaan. Misalnya hadirnya Undang-Undang Desa dan Anggaran pembangunan Desa. Diharapkan dengan banyak program pembangunan pedesaan dapat menghasilkan masyarakat yang sejahtera. Khususnya masyarakat di kelas yang paling bawah. Ketika pembangunan pedesaan marak maraknya muncul sejumlah pertanyaan seputar efektivitas pelaksanaan program-program pembangunan. Pernyataan itu didasarkan pada fakta empiris yang menunjukan masih kurang tepatnya berbagai pendekatan program.

            Jika kita melihat dari sisi Pendidikan justru sekolah sekarang yang ada di Desa juga ikut peraturan-peraturan yang sudah diatur oleh Dinas Pendidikan, untuk mengembangkan suatu ilmu sosial dan teknologi suatu desa tersebut. Namun jika kita melihat dari perkembangan secara sosiologis, tidak secepat itu masyarakat desa menerima perkembangan-perkembangan teknologi tersebut, mereka butuh waktu untuk menerima suatu program di desa tersebut, baik dari bidang Pendidikan, pembangunan dan juga bidang perekonomian,

            Dengan melihat kaca mata sosiologi untuk membangun suatu teknologi dan ilmu pengetahuan atau ilmu sosial di desa, budaya suatu desa tersebut juga harus di upgrade sesuai dengan perkembangan teknologi yang berkembang di desa tersebut. Dengan begitu masyarakat juga mudah untuk menerima perkembangan-perkembangan teknologi baru di desa tersebut.




Post a Comment

0 Comments