Review Film The New Rulers Of The World


Film dokumenter yang dibuat oleh John Pilger berjudul The New Rulers Of The World pada tahun 2001, menceritakan tentang proses Globalisasi yang terjadi pada masa pemerintahan orde baru di Indonesia. Film ini bertujuan untuk upaya sosialisasi publik dalam mengkritisi globalisasi dan dampaknya terhadap Indonesia. Film ini juga menceritakan bagaimana proses produk-produk barat yang menguasai pasar global seperti NIKE, Adidas, Reebook dan Gap. Yang dibuat oleh Negara miskin (Indonesia) dengan upah buruh yang sangat rendah.
Proses terjadinya globalisasi diawali dengan kekejaman masa orde baru dengan melakukan pembunuhan massal 1 juta manusia, yang dibantu oleh Amerika dan Inggris serta para bembisnis Barat. Prekonomian di Indonesia dibentuk menurut model perekonomian Barat guna mempermudah perusahaan-perusahaan asing menguasai Indonesia.
Kondisi globalisasi yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia tidak serupa dengan yang orang barat rasakan, banyak dampak negatif dibandingkan dengan dampak positif nya. Mulai dari pekerja yang dieksploitasi sangat tidak memanusia. Kesenjangan terpapar jelas di Indonesia, pada masa itu yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Perubahan globalisasi di Indonesia hanya terpapar jelas pada infrastruktur dan politik saja, namun tidak dalam hal ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan budaya. Kuatnya arus globalisasi dan tidak di imbangi oleh sumber daya manusia secara kualitas yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan globalisasi, seperti penurunan kemiskinan, pengangguran yang berkurang dan kesejahteraan meningkat. Rendahnya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia tentu menjadi salah satu faktor penyebab masalah ini. Hasilnya banyak dari penduduk pribumi rela bekerja apa saja hanya untuk mendapatkan uang agar bisa mecukupi kehidupan sehari-hari dengan dibayar murah.
Menurut Justin, adanya relasi antara produksi dengan globalisasi, produksi dapat diperluas pemasarannya karena adanya proses perluasan geografis. Hal ini sangat dimanfaatkan Barat untuk mendapatkan produk dari perusahaan Indonesia dengan pembayaran upah buruh yang rendah namun produk dijual dengan harga mahal. Dan keuntungan yang didapat tidak dibagi kepada buruh. Padahal sudah jelas kehadiran World Bank dan IMF hanya untuk membantu pembangunan eropa pasca perang dunia ke-II, dengan memberi pinjaman uang kepada dunia ketiga (Negara miskin), dengan mengatakan untuk membantu perekonomian Negara miskin, namun hal itu hanya jebakan, yang dialami semua Negara miskin.
Keadaan sebenarnya pasca globalisasi di Indonesia, di era Jenderal Soeharto telah menghasilkan dampak sampai sekarang yaitu menghasilkan hutang yang besar, pengangguran, privatisasi BUMN dan akibatnya rakyat harus membayar mahal untuk kesehatan dan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung bangsa Indonesia dan generasi yang akan datang harus menerima kondisi itu untuk melunasi hutang tersebut. Hal ini membuat kita bertanya-tanya, apakah ini yang menjadi tujuan dari globalisasi ?
Secara sosiologis, hal ini berakibat berubahnya pola pandang mengenai sosial dan relasi dengan alam yang menciptakan suatu hubungan homo economicus dalam segala bentuk aktivitas sehari-hari. Dari sini, penaklukan terhadap manusia lainnya, dan terhadap alam akan menjadi suatu hal biasa mengingat telah berubahnya formasi sosial yang telah lama eksis. Privatisasi tanah-tanah dan aset-aset nasional, eksploitasi hutan, kerusakan alam, dan pengusiran penduduk akan menjadi fenomena yang biasa terjadi di belahan bumi manapun.

Kesimpulan
Film The New Rulers In The World membawa kita untuk mengenal keadaan dan perubahan yang terjadi pasca globalisasi di Indonesia. Perubahan tersebut hanya berdampak positif pada pembangunan infrastruktur dan politik Jenderan Soeharto pada masa itu, namun banyak dampak negatif yang dialami oleh rakyat Indonesia pasca globalisasi tersebut. Yaitu tidak tercapainya tujuan globalisasi, seperti penurunan kemiskinan, pengangguran yang berkurang dan kesejahteraan meningkat. Rendahnya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia tentu menjadi salah satu faktor penyebab masalah ini. Hasilnya banyak dari penduduk pribumi rela bekerja apa saja hanya untuk mendapatkan uang agar bisa mecukupi kehidupan sehari-hari dengan dibayar murah. Dan dampak itu semua harus dialami oleh rakyat Indonesia, untuk melunasi hutang yang dikorupsi pada era Jenderal Soeharto.

Saran
Film ini tidak memaparkan pendidikan dengan jelas, hanya sekilas membahas pendidikan di Indonesia. Selama saya menonton film, bahwa cacat struktural dan kultural yang terjadi di Indonesia itu salah satunya dikarenakan pendidikan yang rendah atau pendidikan yang terlalu kuno. Sampai saat ini Indonesia masih menganut sistem pendidikan kuno tersebut. Pendidikan di Indonesia tidak akan maju kalau sistim pendidikan masih feodalistik, Indonesia harus mengubah sistem itu. Baru-baru ini Survei kualitas pendidikan yang di keluarkan oleh PISA, bahwa nilai pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke-72 dari 77 Negara.



Post a Comment

0 Comments