Pengetian Ilmu, Ciri-Ciri, dan Menurut Para Ahli

       Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan wazan fa’il, yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar.
      “Asmu’i telah memahami pelajaran filsafat”.Dalam bahasa inggris disebut science, dari bahasa Latin scientia (pengetahuan)- scire (mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani adalah episteme. jadi pengertian ilmu dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. mulyahdi kertanegara mengatakan bahwa ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, teteapi setelah itu sanis lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang nonfisik, seperti metafisika.Adapaun beberapa ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi antara lain adalah :
  1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan serta pengalam pribadi.
  2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu keputusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek (atau dalam objek) yang sama dan saling berkaitan secara logis. Karena itu, koheren sistematik adalah hakikat ilmu. Prinsip-prinsip objek dan hubungan-hubungannya yang tercermin dalam kaitan-kaitan logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa prinsip-prinsip metafisis objek menyingkapkan dirinya sendiri kepada kita dalam prosedur ilmu secara lamban, didasarkan pada sifat khusus intelek kita yang tidak dapat dicirikan oleh visi ruhani terhadap realitas tetapi oleh berpikir.
  3. llmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenan dengan masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamn dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
  4. Di pihak lain, yang sering kali berkaitan dengan konsep ilmu (pengetahuan ilmu) adalah ide bahwa metode-metode yang berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarkanya harus terbuka kepada semua pencari ilmu.
  5. Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodelogi, sebab kaitan logis yang dicari  ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide yang terpisah-pisah. Sebaliknya ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, teratara rapi. Alat bantu metodologis adalah terminologi ilmiah. Yang disebut belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.
  6. Kesatuan setiap ilmu bersumber didalam kesatuan objeknya. Teori skolastik mengenai ilmu membuat pembedaan antara objek material dan objek formal. Yang terdahulu adalah objek konkret yang disimak ilmu. Sedangkan yang belakangan adalah aspek khusus atau sudut pandang terhadap objek material.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli, di antaranya adalah :

a) Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teraturtentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
b) Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keemptanya serentak.
c) Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komperhensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
d) Ashley Montagu,  Guru Besar Antropolog di Rutgers University menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
e) Harsojo, Guru Besar Antropolog di Universitas Pajajaran menerangkan bahwa ilmu adalah :

  1. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan.
  2. Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terkait oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia.
  3. Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk: "Jika..., maka...".

f) Afanasyef, seorang pemikir marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.

         Dari keterangan para ahli tentang ilmu di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif, (bersusun timbun). Mulyadhi Kartanegara berpendapat bahwa objek ilmu tidak mesti selalu empiris karena realitas itu tidak hanya yang empiris bahkan yang tidak empiris lebih luas dan dalam bandingkan dengan yang empiris. Karena itu, dia memasukkan teologi adalah ilmu, yang sama dengan ilmu-ilmu lainnya.





Post a Comment

0 Comments